1.
TIDAK MUDAH MARAH
2.
TIDAK BURUK SANGKA
3. BERHENTI MAKAN SEBELUM KENYANG
4.
MANDI PAGI
5.
JALAN KAKI
6.
BANGUN PAGI
BANGUN PAGI DAN MANDI PAGI
Rasulullah SAW tidurnya
hanya sedikit, Beliau selalu bangun di sepertiga penghujung malam, kemudian
Beliau melaksanakan shalat malam sampai menjelang shubuh, sebelum shubuh
Rasulullah SAW biasa mandi pagi. Kebiasaan inilah yang Penulis telah terapkan
selama ini, setiap kali menjelang tidur hendaknya kita berniat supaya bangun di
sepertiga malam yang akhir, alhamdulillah Penulis selalu terbangun dalam
kesunyian malam sebelum shubuh, dan langsung mandi, saat bangun pagi suasana
tenang, hening dan sunyi, kondisi badan prima, pikiran bersih, hati pun bersih.
Setelah bangun Penulis
langsung mandi dengan menikmati dinginnya air, siraman pertama memang terasa
dingin, namun siraman selanjutnya akan terasa sesuatu yang hangat keluar dari
dalam tubuh, kebiasaan mandi sebelum shubuh akan menimbulkan kekuatan secara
fisik maupun psikis, setelah mandi Penulis langsung melaksanakan shalat-shalat
sunnah, membaca Alqur‟an dan berdo‟a sambil menunggu waktu shubuh tiba.
Kalau boleh mengibaratkan
shalat malam dengan shalat siang hari (shalat wajib), seperti menelpon di siang
hari, tentunya banyak gangguan, bisa jadi gangguan jaringan sibuk atau kita
yang sibuk sehingga bicaranya terburu-buru, akibatnya kawan bicara tidak bisa
merespon seperti yang kita harapkan. Tentunya tidaklah sama berbicara dengan
Tuhan dan manusia, Allah maha tahu apa yang di hati kita sekalipun tanpa
diucapkan, namun kalau kita beribadah dipenghujung malam yang sunyi dan tenang,
maka timbullah rasa khusyuk dan ketengan jiwa, di sinilah waktu yang paling
tepat untuk curhat kepada Allah SWT, niscaya apa yang kita pinta pada saat itu
mudah-mudahan akan dikabulkan Allah swt, sebagaimana firmanNya:
“Dirikanlah shalat dari
sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat)
subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat). Dan pada
sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah
tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang
terpuji”. (QS. Al-Isra: 78-79)
Cerita seorang Tabi’in:
Dalam tidurku aku bermimpi,
melihat seorang wanita cantik jelita, saat kutanya siapakah dia?, “Akulah salah
satu bidadari surga”, kutanya padanya “maukah kau menikah denganku?”, dia
menjawab” tebus dulu maharku”. Apa maharmu?, dia menjawab dengan senyum
mempesona “Maharku adalah shalat malam”.
JALAN KAKI
Rasulullah SAW bersama
sahabat sering berjalan pagi dan sore hari keliling kampung, disamping
bersilaturrahmi dan bertegur sapa dijalanan tentunya juga sangat menyehatkan,
menurut teori kesehatan orang dewasa butuh 10.000 langkah kaki dalam sehari
semalam, sedangkan anak-anak mebutuhkan 5.000 langkah kaki, tapi kenyataannya
kebanyakan aktifitas orang dewasa sekarang ini lebih banyak duduk di ruangan,
keluar sedikit naik kendaraan, inilah salah satu sumber penyakit akhir-akhir
ini. Orang Jepang dan orang China suka berjalan kaki atau naik sepeda, padahal
di negeri merekalah diproduksi berbagai merk mobil mapun sepeda motor yang
bertebaran di Indonesia ini, tentu saja harga kendaraan di sana jauh lebih
murah dibanding di negara kita. Namun apa yang terjadi di negeri kita?,
sekarang banyak orang malas jalan kaki atau malu naik sepeda ke kantor, ke
sekolah maupun ke tempat lainnya, keluar rumah sedikit saja, mau ke warung
sebentar, atau mau ke mesjid di ujung kampung, kebanyakan kita malas berjala
kaki dan memilih naik sepeda motor.
Menurut ilmu akupuntur dan
pijat refleksi pada kaki kita terdapat ribuan simpul-simpul syaraf yang
berhubungan dengan seluruh anggota tubuh, apabila kaki sering ditekankan maka
simpul-simpul syaraf itu akan menstimulasi bagian-bagian tubuh yang lain,
melancarkan peredaran darah, mengeluarkan kotoran dan racun dalam tubuh,
memperbaiki jaringan-jaringan yang rusak dan bisa menyembuhkan berbagai macam
penyakit, itulah sebabnya para pemijat refleksi atau akupuntur selalu
memusatkan pengobatan mereka pada telapak kaki. Sementara kalau aktifitas kaki
kita kurang maka penyakit akan banyak bersarang dalam tubuh, kalau begitu alangkah
baiknya kita mencontoh kebiasaan Rasulullah SAW yang saat ini.
Nikmatnya jalan kaki di pagi
hari yaitu, pertama, kita menghirup udara segar, darah-darah yang ada di dalam
tubuh terasa lancar mengalir, pikiran terasa tenang dan kondisi badan saat itu
terasa prima. Inilah awal kegiatan kita dihari itu untuk siap melaksanakan
aktifitas dalam kondisi stamina yang baik. Penulis berpendapat satu kondisi
yang baik diawali dengan kondisi prima, niat yang baik dan perencanaan yang
baik dibarengi kemampuan yang baik, maka 80% tujuan akan tercapai. Disinilah
kita perlu membetulkan yakin, membetulkan sabar dan meluruskan niat maka Tuhan
akan bersama kita. Allah SWT berfirman :
“Dan Kami jadikan antara
mereka dan antara negeri-negeri yang Kami limpahkan berkat kepadanya, beberapa
negeri yang berdekatan dan Kami tetapkan antara negeri-negeri itu (jarak-jarak)
perjalanan. Berjalanlah kamu di kota-kota itu pada malam hari dan siang hari
dengan aman”. (QS. Saba‟: 18).
“15. Dialah yang menjadikan
bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah
sebahagian dari rezki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah)
dibangkitkan”. (QS. Al-Mulk:15).
Yang dimaksud dengan
“berjalan” pada dua ayat di atas memang bukan semata-mata berjalan kaki, tapi
termasuk juga bepergian dengan kendaraan.
BERHENTI MAKAN SEBELUM
KENYANG
Banyak kisah tentang Nabi
dan sahabat yang menyebutkan bahwa mereka sering pada saat berjuang
mempertahankan kebenaran dalam keadaan lapar, bahkan ada satu kisah menyebutkan
bahwa Nabi Muhammad pernah mengganjal lambungnya dengan batu.
Rasulullah SAW bersabda:
jagalah keseimbangan perut kalian, sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk air
dan sepertiga lagi untuk udara. Perut adalah sumber penyakit, kedalam perutlah
semua keinginan nafsu makan kita timpakan. Tanpa kita sadari kita sering
menzalimi perut sendiri, yang penting enak dimulut masalah selanjutnya itu
urusan perut, begitulah kira-kira prinsip sebagian orang sekedar memenuhi
kepuasan nafsu makannya. Padahal kalau kita pelajari begaimana perut mengolah
makanan dan minuman yang kita konsumsi, sangatlah rumit dan kompleks dan tidak
segampang yang kita pikirkan, perut harus bekerja ekstra keras untuk mengolah
berbagai jenis dan sifat makanan yang masuk kepadanya, itulah sebabnya kita
disuruh berpuasa, baik puasa Ramadhan maupun puasa sunnah Senin dan Kamis, hal
itu untuk meberikan kesempatan kepada perut kita untuk “istirahat” sambil
memperbaiki jaringan atas sel-sel yang rusak pada perut itu sendiri. Menjaga
makan selain menghindari sikap boros atau mubazzir yang dilarang Islam, juga
yang lebih penting menjaga kesehatan lambung, menghindari obesitas, penyakit
gula, asam urat, kolesterol dan banyak lagi penyakit lainnya. Rasulullah SAW
pernah bersabda : perang yang lebih berat dari perang badar adalah perang
melawan hawa nafsu (salah satunya menahan makan). Maka dari itu mulailah dari
sekarang menghargai perut sendiri, jangan berlebihan dalam makan maupun minum
karena hal itu merupakan tindakan mubazzir, dan orang mubazzir itu adalah
suadara syetan. Jangan lagi kita salahkan perut dengan berkata kepada orang
yang sembarangan “ seenak perutnya saja”. Padahal kitalah yang sering berbuat
seenaknya kepada perut sendiri. Allah SWT berfirman:
“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan
Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan
berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik”.
(QS. Al-Baqarah:195).
“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang
dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan
janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya
pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah
sangat ingkar kepada Tuhannya”. (QS. Al-Isra: 26-27).
TIDAK BURUK SANGKA
Pada suatu hari Rasulullah
SAW didatangi seorang utusan Abu Jahal, utusan itu mengabarkan bahwa Abu Jahal
sedang sakit dan Rasul diminta Abu Jahal mengunjunginya, tanpa berpikir panjang
Rasul segera bersiap-siap ingin menjenguk Abu Jahal, padahal Rasul tahu bahwa
dia adalah musuh yang paling licik dan paling senang membuat susah kaum
muslimin. Memang benar saat itu Abu Jahal telah menyiapkan sebuah jebakan,
sebenarnya dia hanya pura-pura sakit, maka digalinyalah sebuah lobang tidak
jauh dari tempat tidurnya, kemudian lobang itu ditutupi sehingga tidak
kelihatan bekasnya sama sekali.
Begitu Rasulullah masuk Abu
Jahal pura-pura merintih kesakitan sehingga Muhammad semakin iba kepadanya,
maka dilangkahkanlah kakinya menuju tempat tidur Abu Jahal, semakin dekat
kelobang Abu Jahal semakin berharap jebakannya berhasil, namun selangkah lagi
datanglah malaikat Jibril memberi tahu bahwa di depannya ada lobang jebakan,
seketika Rasul menghentikan langkahnya dan segera balik kanan.
Melihat kejadian itu Abu
Jahal penasaran sehinga ia lupa dengan lobang yang ia gali sendiri, maka dia
segera melompat dari tempat tidurnya ingin mengejar Muhammad, brak...burr...Abu
Jahal akhirnya tercebur ke dalam lobangnya sendiri, dia berteriak” tolong saya
Muhammad...tolong saya Muhammad, hanya engkau yang bisa menolongku”...kemudian
Rasulullah SAW menolong menariknya dari lobang tersebut.
Begitulah mulianya hati
Rasulullah SAW, disaat seorang yang menganggap Beliau musuh bebuyutan sakit,
dia masih bersedia mengunjunginya, tidak terlintas sedikitpun di benaknya bahwa
Abu Jahal akan menjebaknya, bahkan di saat Abu Jahal meminta tolong mengeluarkannya,
Beliaupun dengan ikhlas menolongnya, padahal bisa saja Abu Jahal waktu itu
menariknya agar sama-sama terperosok ke dalam lobang. Sangguplah kita seperti
itu?....
Setiap orang yang buruk
sangka kepada orang lain, disaat itu dialah yang buruk, kalau terjadi sesuatu
pada dirinya, secara spontan ucapan yang keluar dari mulutnya adalah penghuni
kebun binatang. Sedangkan sebaliknya kalau orang yang berbaik sangka, apabila
terjadi sesuatu pada dirinya, maka secara spontan yang keluar dari mulutnya adalah
ucapan istighfar, alhamdulillah dsb. Karena bisa jadi, orang yang kita
berprasangka buruk kepadanya tidak seperti yang kita duga, dia sedang
senang-senang dan menikmati keadaannya, dan di tidak mempunyai perasaan buruk
apa-apa terhadap kita.
Rasulullah SAW bersabda :
kalau kita menuduh orang baik-baik, memfitnahnya maka pahala kita akan
diambilnya dan dosanya akan ditimpakan kepada kita. Oleh karena itu jangan
sekali-kali menduga yang tidak-tidak pada orang lain, sebelum segala sesuatunya
jelas terbukti, dan jangan sekali-kali memfitnah orang karena fitnah lebih
kejam dari pembunuhan, sebagimana firman Allah SWT :
“...Dan berbuat fitnah lebih
besar (dosanya) daripada membunuh...Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari
agamanya, lalu dia mati
dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di
akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya”. (QS.
Al-Baqarah: 217) Disinilah pentingnya sifat mudah memaafkan orang lain, kalau hal
ini bisa dilakukan insya Allah jiwa raga kita akan sehat, pikiran akan
senantiasa fresh, hati selalu ceria, kemana-mana ada kawan, sedangkan orang
yang pendendam dan suka berburuk sangka, maka kemana dia pergi selalu ketemu
lawan, akhirnya dia mudah kena penyakit mah, jantung, asam lambung, stres,
stroke dan akhirnya “stop” (mati dalam keadaan su‟ul khatimah). Maka dari itu
mari kita mulai berobah, kalau selama ini kita mudah membenci orang atau mudah
berprasangka buruk, jadilah mudah memaafkan dan berprasangka baik, dengan
demikian dunia ini akan terasa lapang, kalau sudah lapang maka kita akan dapat
menikmati kenikmatan dari Allah SWT, berapa banyak orang yang dikarunia nikmat
yang banyak namun tidak dapat menikmatinya, karena hatinya selalu galau dan gelisah,
tidur tak nyenyak makan tak enak bernafaspun sesak. Allah SWT berfirman :
“Hai orang-orang yang
beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari
purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah
menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan
daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.
Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang”. (QS. Alhujurat: 12)
“Hai orang-orang yang
beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain,
boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula
sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan
itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendir dan jangan memanggil
dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah
(panggilan) yang buruk sesudah iman [1410] dan barangsiapa yang tidak bertobat,
maka mereka itulah orang-orang yang zalim”. (QS. Al-Hujrat: 11).
TIDAK PEMARAH
Apabila kita menerima satu
informasi yang kemungkinan itu menyinggung perasaan kita, gunakanlah hati dan
pikiran yang sehat, dan kita harus bisa memilah dan memilih, dengan cara
mendengar permasalahan secara umum, kemudian petakan masalahnya, setelah itu
kaji dan analisa lalu difokus dan lokuskan masalahnya, Akhirnya ditemukan
tindakan yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut. Namun dalam penyelesaian
masalah ini perlu diadakan musyawarah dan meminta pendapat ahlinya.
Rasulullah SAW adalah orang
yang paling sering disakiti, namun tidak membuat Beliau jatuh sakit, paling
sering dicaci tapi tidak membuat Beliau mudah membenci, selalu dihina tapi tidak
membuat Beliau merasa terhina, padahal Beliau adalah manusia pilihan, kekasih
Allah, dan paling mulia di dunia sampai akhirat, walaupun demikian Rasul tidak
pernah berkata kepada orang-orang yang menghina dan menyakitinya :”Hei...kalian
tidak tahu ya, kalian sedang berhadapan dengan siapa?...”.
Yang sering Beliau lakukan
apabila disakiti orang lain adalah mendo‟akan orang tersebut agar dibukakan
pintu hatinya untuk mendapat hidayah, itulah yang Beliau lakukan setelah
dilempari penduduk kota Tha‟if sampai ia tersudut dan bersembunyi di sebuah
kebun.
Di lain waktu ada seorang
kafir yang selalu meludahi Rasul setiap kali lewat rumahnya, suatu saat Rasul
lewat di depan rumah itu lagi, namun Beliau heran karena tidak ada orang yang
meludahinya, setelah bertanya kepada orang sekitar, ketahuanlah kalau ternyata
orang yang selalu meludahi Beliau itu sedang sakit, lalu apa yang terjadi?,
mungkin kalau kita akan berkata “Syukur alhamdulillah, baru tahu dia siapa yang
dia ludahin selama ini, terkutuklah dia, biar mampus sekalian...”.
Rasulullah tidak demikian,
malah Beliau segera pulang kerumah dan mengambil makanan untuk dibawa menjenguk
orang itu, apa yang kemudian terjadi?, orang tersebut ketakutan luar biasa,
karena berpikir Rasul datang untuk marah-marah dan balas dendam disaat dia
sedang tidak berdaya. Begitu Rasul sampai dengan senyumnya yang khas Beliau
berkata :” tidak usah takut, saya tahu selama ini engkaulah yang meludahiku,
dan hari ini saya datang bukan untuk membalasmu, tapi untuk menjengukmu, ini ada
sedikit buah, makanlah mudah-mudahan engkau lekas sembuh”. Merasa malu,
terharu, dan bersalah, orang itu pun salah tingkah, terakhir ia berkata:
”maafkan aku Muhammad...engkaulah orang pertama yang menjengukku, padahal
engkau orang yang paling banyak aku sakiti, maka ajarkanlah aku ucapan syahadat
ya Rasulallah...”.
0 Response to "ENAM CARA SEHAT ALA RASULULLAH SAW"
Post a Comment