ASAP PENANDA AKHIR ZAMAN

ASAP PENANDA AKHIR ZAMAN

Di dalam Al-Qur'an terdapat misteri yang perlu kita kuak agar kita semakin beriman kepada Allah SWT. Di antara misteri tersebut adalah munculnya asap atau kabut (ad Dukhaan). Kabut tersebut menyelimuti seluruh manusia, dan efeknya menimbulkan pengaruh negatif kepada manusia. Manusia tersiksa dengan kemunculannya, sebagaimana disebutkan dalam ayat Al-Qur'an di atas.
Beberapa hadits tentang ad-Dukhaan. Rasulullah (Nabi Muhammad saw.) menyebutkan bahwa kemunculan ad-Dukhaan merupakan salah satu tanda-tanda dekatnya hari kiamat, hari berakhirnya zaman. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Hudzaifah bin Usaid al-Ghiffari r.a., ia berkata,
" Rasulullah saw. pernah muncul ke hadapan kami ketika kami sedang berbincang-bincang. Lalu beliau bertanya, 'Apakah yang sedang kalian perbincangkan?' Mereka (para sahabat) menjawab, 'Sesungguhnya Kiamat itu tidak akan datang sehingga kamu melihat sepuluh ayat (tanda) sebelumnya. Kemudian beliau menyebut 1) Ad-Dukhaan (asab/kabut panas), 2) Dajjal (pendusta), 3) Dabbaah (binatang yang akan keluar dari perut bumi), 4) Terbitnya matahari dari barat, 5) Turunnya Isa ibnu Maryam a.s., 6) Ya'juj dan Ma'juj, 7-9) Tiga gempa bumi yaitu di timur, barat, dan di Jazirah Arab, dan yang terakhir ialah 10) Keluarnya api dari Yaman yang menggiring manusia ke tempat berkumpulnya mereka'" (Shahih Muslim, Kitaabul Fitan wa Asyraathis Saa'ah 18:27-28)
Dari teks hadits di atas, Rasulullah menyebutkan beberapa tanda yang menunjukkan bahwa kiamat sudah dekat. Penyebutan tanda-tanda tersebut tentunya bukan sekadar tanda biasa, tetapi suatu tanda yang bersifat "mendunia" atau peristiwa fenomenal yang menggemparkan dunia, yaitu suatu tanda besar bersifat global. Tanda-tanda tersebut adalah:
Pertama, datangnya Dukhaan (asap), yang bersifat global dan menggemparkan seluruh penduduk dunia. Allah swt. menubuatkan dalam Al-Qur'an, "Maka tunggulah pada hari ketika langit membawa Kabut (dukhaan) yang tampak jelas, yang meliputi manusia (yaghsyannaas). Inilah azab yang pedih"azab yang pedih." (Ad-Dukhaan: 10-11) Menurut Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya disebutkan bahwa kabut/asap yang dimaksud dalam ayat ini merupakan kabut yang nyata yang dapat dilihat oleh setiap orang. Kabut ini menyelimuti manusia secara merata dan bukan kabut khayalan. Kabut ini merupakan tanda-tanda kiamat yang sedang dinantikan kedatangannya.
Kedua, Keluarnya sejenis binatang melata (daabbah) dari dalam bumi, yang tentunya akan menggemparkan dunia. Sedemikian mengemparkan binatang ini, sampai-sampai Allah swt. menubuatkan dalam Kitab Suci-Nya, "Dan apabila perkataan (ketentuan masa kehancuran alam) telah berlaku atas mereka, Kami keluarkan makhluk bergerak yang bernyawa (daabbah) dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka bahwa manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami". (an Naml: 82)
Ketiga, matahari terbit dari barat. Fenomena ini pun akan amat dan sangat menggemparkan dunia. Rasulullah saw. bersabda,
"Tidaklah akan datang hari Kiamat sehingga matahari terbit dari tempat terbenamnya (dari barat). Apabila matahari terbit dari barat, maka orang-orang pun melihatnya, lantas mereka beriman seluruhnya. Maka, itulah saat iman seseorang tidak lagi bermanfaat bagi dirinya yang belum beriman sebelum itu atau belum mengusahakan kebaikan dalam masa imannya." (HR Bukhari dan Muslim)
Dalam teks hadits ini, Rasulullah menganjurkan agar setiap kita selalu memperbaiki keimanan dan amal kita sebelum matahari benar-benar terbit dari barat. Hal ini seakan-akan mengisyaratkan bahwa ada hubungan yang langsung antara terbitnya matahari dari barat dengan keadaan fisik dan non-fisik manusia. Bahwa terbitnya matahari dari barat akan menjadi petaka bagi orang yang belum beriman pada saat itu. Orang-orang yang beriman tapi belum mengusahakan/beramal saleh maka dia juga akan mendapatkan efek langsung yang negatif, walau tak separah orang-orang tak beriman (kafir). Seakan-akan Rasulullah saw. mengingatkan bahwa barangsiapa yang saat itu beriman dan beramal saleh, maka dia akan selamat dari bahaya ini. Rasulullah mengingatkan hal tersebut bukanlah bersifat main-main, bukan bersifat keniscayaan, tetapi suatu realitas yang hakiki. Hal ini perlu kita kaji lebih mendalam, dan membutuhkan ruang kajian yang lain.

Keempat, Turunnya Isa bin Maryam. Hal ini pun akan menggemparkan seluruh dunia. Orang yang hanya menggunakan logikanya, tanpa disadari keimanan transendental akan berkata, "Bagaimana mungkin Nabi Isa a.s. akan turun lagi? Bagaimana mungkin manusia yang pernah hidup 2004 tahun yang lalu akan muncul lagi pada masa datang?" Mereka pun akan berkata, "Tidak Rasional!" Pemikiran seperti ini selalu memahami segala sesuatu dengan hanya berpatokan dari standar "manusia" saja, yang tentunya penuh dengan keterbatasan, tanpa melihat standar lain yang lebih besar yaitu standar dari Allah. Inilah keimanan.
Di dalam Al-Qur'an, ada beberapa contoh peristiwa yang berada "di luar" rasio pemikiran manusia, misalnya peristiwa Ashabul kahfi, yaitu para pemuda yang Allah tidurkan selama 309 tahun ("Dan demikianlah Kami bangunkan mereka, agar di antara mereka saling bertanya. Salah seorang di antara mereka berkata, 'Sudah berapa lama kamu berada (di sini)?' Mereka menjawab, 'Kita berada (di sini) sehari atau setengah hari'. Berkata (yang lain lagi), 'Tuhanmu lebih mengetahui berapa lama kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah lihat manakah makanan yang lebih baik, dan bawalah sebagian makanan itu untukmu, dan hendaklah dia berlaku lemah lembut dan jangan sekali-kali menceritakan halmu kepada siapa pun. Sesungguhnya jika mereka dapat mengetahui tempatmu, niscaya mereka akan melempari kamu dengan batu, atau memaksamu kembali kepada agama mereka, dan jika demikian niscaya kamu tidak akan beruntung selama-lamanya.' Dan demikian (pula) Kami perlihatkan (manusia) dengan mereka, agar mereka tahu, bahwa janji Allah benar, dan bahwa (kedatangan) hari Kiamat tidak ada keraguan padanya. Ketika mereka berselisih tentang urusan mereka maka mereka berkata, 'Dirikanlah sebuah bangunan di atas (gua) mereka, Tuhan mereka lebih mengetahui tentang mereka.' Orang yang berkuasa atas urusan mereka berkata, 'Kami pasti akan mendirikan sebuah rumah ibadah di atasnya.' Nanti (ada orang yang akan) mengatakan, '(jumlah mereka) tiga (orang), yang keempat adalah anjingnya.' dan (yang lain) mengatakan, '(jumlah mereka) lima (orang), yang keenam adalah anjingnya.' Sebagai terkaan terhadap yang gaib; dan (yang lain lagi) mengatakan, '(jumlah mereka) tujuh (orang), yang kedelapan adalah anjingnya.' Katakanlah (Muhammad), 'Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka; tidak ada yang mengetahui (bilangan) mereka kecuali sedikit.' Karena itu janganlah engkau (Muhammad) berbantah tentang hal mereka, kecuali pembantahan lahir saja dan jangan engkau menanyakan tentang mereka (pemuda-pemuda itu) kepada siapa pun. Dan sekali-kali engkau mengatakan terhadap sesuatu, 'Aku pasti melakukan itu besok pagi,' kecuali (dengan mengatakan), 'Insya Allah'. Dan ingatlah kepada Tuhanmu apabila engkau lupa dan katakanlah, 'Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepadaku agar aku yang lebih dekat (kebenarannya) daripada ini.' Dan mereka tinggal dalam gua selama tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun. Katakanlah, 'Allah lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal (di gua); milik-Nya semua yang tersembunyi di langit dan di bumi. Alangkah terang penglihatan-Nya dan alangkah tajam pendengaran-Nya; tidak ada seorang pelindung pun bagi mereka selain Dia, dan Dia tidak mengambil seorang pun menjadi sekutu-Nya dalam menetapkan keputusan." (al-Kahfi: 19-16)) ; serta Nabi Uzair yang telah meninggal selama 100 tahun kemudian dihidupkan lagi oleh Allah (lihat Al-Qur'an surah al-Baqarah ayat 259, "Atau seperti orang yang melewati suatu negeri yang (bangunan-bangunannya) telah roboh hingga menutupi (reruntuhan) atap-atapnya, dia berkata, 'Bagaimana Allah menghidupkan kembali (negeri) ini setelah hancur?' Lalu Allah mematikannya (orang itu) selama seratus tahun, kemudian membangkitkannya (menghidupkannya) kembali. Dan (Allah) bertanya, 'Berapa lama engkau tinggal (di sini)?' Dia (orang itu) menjawab, 'Aku tinggal (di sini) sehari atau setengah hari.' Allah berfirman, 'Tidak' Engkau telah tinggal seratus tahun. Lihatlah makanan dan minumanmu yang belum berubah, tetapi lihatlah keledaimu (yang telah menjadi tulang belulang). Dan agar Kami jadikan engkau tanda kekuasaan Kami bagi manusia. Lihatlah tulang belulang (keledai itu), bagaimana Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging.' Maka ketika telah nyata baginya, dia pun berkata, 'Saya mengetahui bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu,'"). Alasan yang lain lagi tentang ketidakpercayaan terhadap turunnya Nabi Isa adalah Al-Qur'an sama sekali tidak menyebutkan peristiwa tersebut. Hal ini bisa dijawab bahwa ada juga beberapa hal yang disebutkan dalam hadits tetapi tidak disebutkan dalam Al-Qur'an, yaitu misalnya tentang datangnya Dajjal. Banyak hadits shahih yang menyebutkan tentang kedatangan Dajjal, walau Al-Qur'an tidak menyebutkannya secara langsung.
Kelima, datangnya Ya'juj dan Ma'juj atau Gog Magog yang kemudian disusul dengan tanda-tanda lainnya berupa bencana alam berupa gempa bumi dahsyat di bumi timur, barat, dan Jazirah Arab; kemudian disusul dengan munculnya api di negeri Yaman yang mengumpulkan manusia pada tempat berkumpulnya. Bila semua tanda ini sudah terpenuhi, maka tunggulah waktunya, bahwa Kiamat berupa hancurnya alam semesta sudah di ambang pintu!
Fenomena dukhaan sebagai salah satu tanda dekatnya Kiamat, akan menggemparkan dunia karena kemunculannya bersifat global, memenuhi langit dunia yang menyebabkan banyak manusia yang tersiksa. Berkaitan dengan hal tersebut, yang terpenting bagi setiap kita adalah "apa yang perlu kita lakukan/persiapkan?" dalam menghadapi fenomena-fenomena tersebut di atas. Rasulullah menganjurkan kepada kita untuk mempersiapkan keimanan dan melaksanakan sebanyak mungkin amalan-amalan saleh sebelum dukhaan itu muncul. Anjuran Rasulullah tersebut tentu ada maksud dan tujuannya. Hal inilah yang perlu kita kaji. Setiap peringatan atau warning tentu berdimensi dua, yaitu ada efek negatif dan positif. Barangsiapa yang taat pada peringatan tersebut, pasti dan pasti akan selamat, begitu juga sebaliknya barangsiapa yang meremehkan peringatan, maka dia sendiri akan menanggung akibatnya, yaitu sengsara. Allah swt. mengingatkan kepada kita:
"Yang mereka nanti-nantikan hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka, atau kedatangan Tuhanmu, atau sebagian tanda-tanda (ayat) dari Tuhanmu. Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu tidak berguna lagi iman seseorang yang belum beriman sebelum itu, atau (belum) berusaha berbuat kebajikan dengan imannya itu...." (al-An'aam: 158)
Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda,
"Bersegeralah melakukan amal-amal saleh sebelum datangnya enam perkara, yaitu Dajjal dan ad-Dukhaan (asap), binatang melata di bumi, terbitnya matahari dari barat, kehancuran total, dan kematianmu sendiri." (Shahih Muslim, Bab "Fii Baqiyyah min Ahaadiitsid Dajjaal" 18:87)
Bahwa fenomena datangnya Dukhaan akan terjadi sebelum hari Kiamat. Saat itu di dunia ini, kaum Muslimin masih ada (perlu diketahui bahwa Kiamat Kubra/besar berupa kehancuran alam semesta hanya akan terjadi bila kaum Muslimin sudah tidak ada lagi di dunia ini, yang ada hanya orang-orang kafir/tidak beriman). Bahwa fenomena dukhaan jangan dipahami sebagai fenomena yang hanya terjadi "nanti" di akhirat Shahih Muslim disebutkan bahwa dukhaan terjadi sebelum munculnya Dajjal; dan dalam hadits Shahih Muslim yang lain juga disebutkan bahwa dukhaan muncul sesudah munculnya Dajjal. Semua ini benar, karena memang masa menetapnya dukhaan di atmosfer bisa lama. (Hal ini menunjukkan bahwa kemunculan Dajjal adalah pada masa-masa ketika dukhaan sedang memenuhi atmosfer bumi. Dengan adanya dukhaan tersebut, maka Dajjal mengalami mutasi/cacat fisik (buta salah satu matanya dan tertulis 'KFR' atau 'Kafir' di dahinya) sebagai akibat hebatnya efek dukhaan sebagaimana yang telah saya bahas distatus tentang ArMageddon berapa bulan yang lalu bab "Keluarnya Dajjal")

Related Posts:

0 Response to "ASAP PENANDA AKHIR ZAMAN"

Post a Comment