Komjen. Pol. Drs. H.M. Tito Karnavian, M.A., Ph.D

Komjen. Pol. Drs. H.M. Tito Karnavian, M.A., Ph.D. (lahir di Palembang, Sumatera Selatan, 26 Oktober 1964; umur 51 tahun) adalah seorang perwira Kepolisian Negara Republik Indonesia, yang ikut bergabung dengan tim yang berhasil membongkar jaringan teroris pimpinan Noordin Moch Top. Kombes Pol. H.M.Tito Karnavian naik pangkat menjadi Brigjen Pol. dan naik jabatan menjadi Kepala Densus 88 Antiteror Mabes Polri. Tito Karnavian menggantikan Komjen Pol. Saud Usman Nasution, yang menjabat Direktur I Keamanan dan Transnasional Bareskrim Mabes Polri.

Sekarang melalui TR Kapolri 14 Maret 2016 Komjen. Pol. Tito Karnavian telah diangkat menjadi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme menggantikan Komjen. Pol. Saud Usman Nasution yang memasuki masa pensiun. Sebelumnya Tito Karnavian diangkat menjadi Kapolda Metro Jaya. Komjen. Pol. Tito Karnavian pun menjadi Angkatan AKABRI 1987 pertama yang telah mampu menembus pangkat jenderal bintang tiga.

Tito termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa saat tergabung dalam tim Bareskrim, yang melumpuhkan teroris Dr Azahari dan kelompoknya di Batu, Malang, Jawa Timur, 9 November 2005[1]. Ia mendapat penghargaan dari Kapolri saat itu, Jenderal Sutanto bersama dengan para kompatriotnya, Idham Azis, Petrus Reinhard Golose, serta Rycko Amelza Dahniel, dkk.

15 Juni 2016, Presiden Joko Widodo mengirim surat kepada DPR menunjuk Tito sebagai calon tunggal Kapolri menggantikan Badroidin Haiti yang akan segera pensiun. Ini mematahkan tradisi senioritas di tubuh Polri karena Tito lebih dipilih ketimbang para seniornya yang bepangkat tiga bintang.

Latar Belakang

Tito Karnavian mengenyam pendidikan SMA Negeri 2 Palembang. Tito melanjutkan pendidikan Akabri tahun 1987. Tito menyelesaikan pendidikan di Universitas Exeter di Inggris tahun 1993 dan meraih gelar MA dalam bidang Police Studies, dan menyelesaikan pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) di Jakarta tahun 1996 dan meraih Strata 1 dalam bidang "Police Studies".

Sekolah dasar dan sekolah menengah pertama dia bersekolah di Xaverius dan menyambung pendidikan di SMA Negeri 2 Palembang. Tatkala duduk di kelas 3, Tito mulai mengikuti ujian perintis. Semua tes yang ia jalani lulus, mulai dari Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, Kedokteran di Universitas Sriwijaya, Hubungan Internasional di Universitas Gadjah Mada, dan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. Empat-empatnya ia lulus, tapi yang dipilih Akabri terutama Akademi Kepolisian.
Pendidikan
  •     SD Xaverius 4 Palembang
  •     SMP Xaverius 2 Palembang
  •     SMA Negeri 2 Palembang

Tito melanjutkan pendidikan Akabri lulus tahun 1987. Dia adalah penerima bintang Adhi Makayasa sebagai lulusan Akpol terbaik angkatan 1987.[2] Tito menyelesaikan pendidikan di University of Exeter di Inggris tahun 1993 dan meraih gelar MA dalam bidang Police Studies, dan menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) di Jakarta tahun 1996 dan meraih S-1 dalam bidang Ilmu Kepolisian dan mendapatkan Bintang Wiyata Cendekia sebagai lulusan terbaik PTIK.

Tito Karnavian juga menyelesaikan pendidikan di Massey University Auckland di Selandia Baru tahun 1998 dalam bidang Strategic Studies, dan mengikuti pendidikan di Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University, Singapura, tahun 2008 sebagai kandidat PhD dalam bidang Strategic Studies. Maret 2013 ia menyelesaikan PhDnya dengan nilai excellent.

Karier
Penangkapan Tommy Soeharto

Karier Tito dalam kepolisian cepat melesat berkat prestasi yang dicapainya. Tahun 2001, Tito yang memimpin Tim Kobra berhasil menangkap Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto, putra (mantan) Presiden Soeharto dalam kasus pembunuhan hakim agung Syafiudin. Berkat sukses menangkap Tommy, Tito termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa.
Densus 88

Tahun 2004, ketika Densus 88 Antiteror Polda Metro Jaya dibentuk untuk membongkar jaringan terorisme di Indonesia, Tito yang saat itu menjabat Ajun Komisaris Besar (AKBP) memimpin tim yang terdiri dari 75 personel. Unit antiteror ini dibentuk oleh Kapolda Metro Jaya (waktu itu) Irjen Firman Gani.
Penangkapan Azahari Husin

Tito juga termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa saat tergabung dalam tim Densus 88 Antiteror, yang melumpuhkan teroris Azahari Husin dan kelompoknya di Batu, Malang, Jawa Timur, 9 November 2005. Ia turut mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa menjadi Kombes Pol.
Konflik Poso

Densus 88 Antiteror juga berhasil menangkap puluhan tersangka yang masuk dalam DPO di Kecamatan Poso Kota, 2 Januari 2007. Tito dan sejumlah perwira Polri lainnya juga sukses membongkar konflik Poso dan meringkus orang-orang yang terlibat di balik konflik tersebut.
Penangkapan Noordin Mohammad Top

Tito termasuk perwira yang bergabung dalam tim penumpasan jaringan terorisme pimpinan Noordin Mohammad Top tahun 2009.
Kapolda Papua

Dalam surat telegram Kepala Polri, Inspektur Jenderal Tito diangkat menjadi Kepala Polda Papua pada 3 September 2012 menggantikan pejabat lama, Inspektur Jenderal Bigman Lumban Tobing. Namun, secara resmi baru aktif pada 27 September 2012.[3]

Menurut Komisioner Kompolnas Hamidah, selama Irjen Pol Tito Karnavian menjabat sebagai Kapolda Papua, sejumlah penembakan misterius masih terus terjadi. Bahkan kontak tembak antar pasukan dan kelompok separatis juga marak. Namun jumlah penembakan tersebut bisa ditekan. "Dia mempunyai prestasi yang bagus di Papua. Meskipun tidak semua bisa diselesaikan karena permasalahan Papua rumit," ujar Hamidah.[4]

Jauh lama setelah tidak menjabat Kapolda Papua dan terjadi kegaduhan politik di DPR akhir tahun 2015, akibat rekaman pembicaraan kasus pemufakatan jahat Mantan Ketua DPR terhadap PT Freeport bulan November 2015, nama Tito Karnavian disebut dalam rekaman yaitu yang berhubungan dengan Pilpres 2014 dalam kapasitasnya sebagai Kapolda Papua[5]. Tito pun membantah dan mengatakan bahwa dia pernah membicarakan Freeport tetapi konteksnya berbeda, yaitu kepada Menteri ESDM Sudirman Said dalam saran pengamanan Freeport[6]
Asrena Polri

Dalam rotasi pejabat tinggi dalam Polri setingkat Kapolda tahun 2014, Kapolda Papua Irjen Pol Tito Karnavian menempati jabatan baru sebagai Asrena (Asisten Kapolri Bidang Perencanaan Umum dan Anggaran. Tito menempati pos yang sebelumnya dipegang oleh Irjen Pol Sulistyo Ishak, yang mengakhiri jabatannya di Polri karena telah purna tugas. "Kapolda Papua dari pak Tito kepada Brigjen Pol Drs Yotje Mende, Kasespimti Lemdik Polri," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Ronny Franky Sompie. Menurut Sompie, pelantikan Tito ini dilangsungkan pada tanggal 16 Juli 2014 di Rupatama Polri.[4] Tito dianggap cocok menjabat Asrena Polri yang merupakan salah satu pos bergengsi di Mabes Polri. Kendati Kapolda Papua dan Asrena sama-sama jabatan untuk bintang dua tetapi level Asrena Polri adalah “setingkat” di atas posisi Kapolda Papua.[2]
Kapolda Metro Jaya

Kapolri Jenderal Badrodin Haiti memutasi sejumlah Perwira Tinggi (Pati) Polri yang menduduki dan meninggalkan kursi kepemimpinan di beberapa daerah. Salah satu Pati yang terkena mutasi ialah Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Unggung Cahyono. Unggung akan meninggalkan kursi Metro Jaya 1 dan memegang jabatan baru sebagai Asisten Operasi Kapolri. Sebagai gantinya, jabatan Kapolda Metro Jaya akan diemban oleh Irjen Pol Tito Karnavian. Berdasarkan Surat Telegram Kapolri Nomor ST/1242/VI/2015 yang dipublikasikan Jumat (5/6/2015).[7]

Berada pada pusat episentrum Indonesia, Tito Karnavian mendapat banyak sorotan media dan publik. Banyak gebrakan yang dilakukan Beliau diawal jabatannya,[8] salah satunya yaitu Beliau meminta jajarannya untuk blusukan mengurai kemacetan setiap Senin pagi dibandingkan melakukan Apel Pagi[9]. Salah satu kasus besar yang dihadapi Tito yaitu teror bom dan penembakan di pusat perbelanjaan Sarinah, Jakarta Pusat pada awal Januari 2016. Dengan pengalamannya yang mendalam soal terorisme, tak kurang dari 5 jam Ibukota sudah kembali dikuasai dan kondusif dan 7 tersangka sudah tertangkap. Menurut Beliau kasus ini merupakan tanggung jawab ISIS serta merupakan perebutan kekuasaan ISIS di Asia Tenggara melalui eks Narapidana Bahrun Naim. Beberapa kasus lainnya yang banyak menyedot perhatian publik yaitu: Dua kali ancaman teroris di Mall Alam Sutera, Kota Tangerang, kontroversi penetapan status siaga satu Jakarta saat Final Piala Presiden 2015[10],


Riwayat Pendidikan
  • SD di Palembang (1976)
  • SMP di Palembang (1980)
  • SMA Negeri 2 Palembang (1983)
  • Akademi Kepolisian (1987); Penerima bintang Adhi Makayasa sebagai lulusan Akpol terbaik.[2]
  • Master of Arts (M.A.) in Police Studies, University of Exeter, UK (1993)
  • Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) (1996); Penerima bintang Wiyata Cendekia sebagai lulusan PTIK terbaik
  • Royal New Zealand Air Force Command & Staff College, Auckland, New Zealand (Sesko) (1998)
  • Bachelor of Arts (B.A.) in Strategic Studies, Massey University, New Zealand (1998)
  •  Sespim Pol, Lembang (2000)
  • Lemhannas RI PPSA XVII (2011) penerima Bintang Seroja sebagai peserta Lemhanas terbaik.
  • Ph.D in Strategic Studies with interest on Terrorism and Islamist Radicalization at S. Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University, Singapore (magna cum laude) (2013)

Penugasan Luar Negeri
  •     UK (Master's Degree Program - University of Exeter, United Kingdom) (1992 – 1993)
  •     Republic of Ireland (Comparative Study) (1992)
  •     France (Comparative Study) (1993)
  •     (Official visit to Paris Police Nationale and Gendarmerie) (2005, 2007, 2009, 2012)
  •     Spain (Comparative Study) (1993)
  •     (Official visit to Spanish Police – Madrid) (2005)
  •     The Netherlands (Comparative Study) (1993, 2002)
  •     Italy (Comparative Study) (1993)
  •     Austria (Comparative Study) (1993)
  •     USA (NYPD, LAPD, FBI ACADEMY Quantico- Official visit) (1997)
  •     Hawaii (Asian Crimes Conference) (2004)
  •     Hawaii (PASOC Conference on Terrorism) (2007)
  •     Washington DC (Conference and Lemhannas study trip) (2008, 2010, 2011)
  •     Mexico (official visit) (2001)
  •     New Zealand (Command & Staff College 7 months) (1998)
  •     (Guest Speaker in Anti Terrorism Conference) (2005)
  •     Vietnam (ASEANAPOL Conference Hanoi) (1998)
  •     Hongkong (official visit) (1998, 2002)
  •     (Investigation into an Intellectual Property Rights case) (2000)
  •     Australia (Official visit with the Chief of Indonesia Nat Police) (1997)
  •     (Course at Army Staff College) (1998)
  •     (Management of Serious Crime Course Canberra) (2000)
  •     (Radicalisation course in Sydney) (2010)
  •     (Seminar on Terrorism, Canberra and Sydney) (2010)
  •     Seminar on Terrorism di Canberra and Sydney (2011, 2012)
  •     South Korea (Interpol Conference – Seoul) (2002)
  •     Saudi Arabia (Umrah, Haji) (2002, 2003, 2004, 2005, 2006, 2007, 2011)
  •     Switzerland (official visit) (2004)
  •     Singapore (Anti Terrorism Course, info sharing withSingaore Police, Force Conference) (2005)
  •     (Guest Speaker – Asian Conference on Global Security) (2007)
  •     Various Seminars, PhD program (2008-2012)
  •     Germany (Berlin, Koln, Heidelberg – Official visit to BKA) (2005)
  •     Malaysia (Maritime Security Conference and Course, SEARCCT) (2005, 2006)
  •     Sharing operation  (2008, 2009, 2010)
  •     Brunei (official visit) (2005)
  •     Turkey (Istanbul, official visit) (2005)
  •     (2nd Istanbul Conference on Terrorism and Global Security) (2007)
  •     GCTF Conference (2011)
  •     Philippines (Investigation into terrorism case) (2005)
  •     (Trainer in a joint course for INP and PNP officers) (2009)
  •     Japan (Tokyo, 1st Japan-ASEAN Dialogue on Counterterrorism) (2006)
  •     (Tokyo, Intersessional Meeting Japan-ASEAN Counter Terrorism Dialogue) (2007)
  •     Tokyo, Kobe, Kyoto – Official visit to NPA (2011)
  •     Thailand (official visit) (2006)
  •     (official visit to Indonesian Embassy) (2007)
  •     Jordan (1st Fusion Task Force –Anti Terrorism Interpol, Amman) (2006)
  •     Egypt (Official visit to Kairo and Alexandria) (2007)
  •     United Arab Emirates (Dubai – Official Visit) (2007)
  •     Pakistan (Islamabad-1st Meeting of Indonesia-Pakistan Joint Working Group on Terrorism) (2007)
  •     Russia, CT dialogue Indonesia and Russia in Moscow (2010)
  •     Cambodia (Speakers on Terrorism and Political Conflicts in Phnom Penh) (2009)
  •     (Indonesian Delegation for ASEANAPOL) in Siem Rep (2010)
  •     Poland – Head of Delegation for Anti Nuclear Smuggling – Interpol (2012)
  •     Paris - Co-ordination for investigating bomb blast at Indonesian embassy (2012)
  •     Australia - Head of Part-Negotiation for Case of Poisoning among Cyanide and Arsenic (2016)

Tanda Pangkat
  •     Inspektur Polisi Dua (1987)
  •     Inspektur Polisi Satu (1990)
  •     Ajun Komisaris Polisi (1993)
  •     Komisaris Polisi (1997)
  •     Ajun Komisaris Besar Polisi (2001)
  •     Komisaris Besar Polisi (2005)
  •     Brigadir Jenderal Polisi (2010)
  •     Inspektur Jenderal Polisi (2012)
  •     Komisaris Jenderal Polisi (2016)

Riwayat Jabatan
  •     Perwira Samapta Polres Metro Jakarta Pusat (1987)
  •     Kanit Jatanras Reserse Polres Metro Jakarta Pusat (1987–1991)
  •     Wakapolsek Metro Senen Polres Metro Jakarta Pusat (1991–1992)
  •     Wakapolsek Metro Sawah Besar Polres Metro Jakarta Pusat
  •     Sespri Kapolda Metro Jaya (1996)
  •     Kapolsek Metro Cempaka Putih Polres Metro Jakarta Pusat (1996–1997)
  •     Sespri Kapolri (1997–1999)
  •     Kasat Serse Ekonomi Reserse Polda Metro Jaya (1999–2000)
  •     Kasat Serse Umum Reserse Polda Metro Jaya (2000–2002)
  •     Kasat Serse Tipiter Reserse Polda Sulawesi Selatan (2002)
  •     Koorsespri Kapolda Metro Jaya (2002 – 2003)
  •     Kasat Serse Keamanan Negara Reserse Polda Metro Jaya (2003 – 2005)
  •     Kaden 88 Anti Teror Polda Metro Jaya (2004 – 2005)
  •     Kapolres Serang Polda Banten (2005)
  •     Kasubden Bantuan Densus 88 Anti Teror Polri (2005)
  •     Kasubden Penindak Densus 88 Anti Teror Polri (2006)
  •     Kasubden Intelijen Densus 88 Anti Teror Polri (2006 – 2009)
  •     Kadensus 88 Anti Teror Polri (2009-2010)
  •     Deputi Penindakan dan Pembinaan Kemampuan Badan Nasional Penanggulangan    Terorisme (BNPT) (2011-21 Sept 2012)
  •     Kapolda Papua (21 Sept 2012-16 Juli 2014)
  •     Asrena Polri (16 Juli 2014-12 Juni 2015)
  •     Kapolda Metro Jaya (12 Juni 2015-16 Maret 2016)
  •     Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) (16 Maret 2016-sekarang)

Tanda Kehormatan/Penghargaan

  • Bintang Adhi Makayasa (lulusan terbaik Akpol) (1987)
  • Bintang Wiyata Cendekia (lulusan terbaik Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian Jakarta) (1996)
  • Kenaikan Pangkat Luar Biasa Mayor ke Ajun Komisaris Besar (2001)
  • Kenaikan Pangkat Luar Biasa Ajun Komisaris Besar ke Komisaris Besar (2005)
  • Penghargaan memimpin operasi anti teror di daerah konflik Poso Sulawesi Tengah (2007)
  • Kenaikan Pangkat Luar Biasa Komisaris Besar ke Brigadir Jenderal (2009)
  • Kenaikan Pangkat Luar Biasa Brigadir Jenderal ke Inspektur Jenderal (2011) (Penyesuaian kepangkatan BNPT)
  • Bintang Seroja Lulusan Terbaik Lemhanas PPSA 17 (2011)
  • Bintang Bhayangkara Nararya
  • Bintang Bhayangkara Pratama
  • Satyalencana Kesetiaan 8 Tahun
  • Satyalencana Kesetiaan 16 Tahun
  • Satyalencana Kesetiaan 24 Tahun
  • Satyalencana Dwidaya Sistha
  • Satyalencana Ksatria Tamtama
  • Satyalencana Bhakti Nusa
  • Satyalencana Darma Nusa
  • Satyalencana Bhakti Buana
  • Satyalencana Jana Utama
  • Satyalencana Santi Dharma
  • Satyalencana Karya Bakti
  • Satyalencana Seroja
  • Satyalencana Dharma Phala
  • Satya Lencana Nararia
  • Satya Lencana UN Mission
  • The United Nation Medal (PBB)

Related Posts:

The Chainsmokers - Don't Let Me Down ft. Daya


Crashing, hit a wall
Right now I need a miracle
Hurry up now, I need a miracle
Stranded, reaching out
I call your name but you're not around
I say your name but you're not around

[Chorus]
I need you, I need you, I need you right now
Yeah, I need you right now
So don't let me, don't let me, don't let me down
I think I'm losing my mind now
It's in my head, darling I hope
That you'll be here, when I need you the most
So don't let me, don't let me, don't let me down
Don't let me down

[Post-Chorus: Instrumental]
Don't let me down
Don't let me down, down, down
Don't let me down, down, down
Don't let me down, down, down
Don't let me down, don’t let me down, down, down

[Verse 2]
R-r-running out of time
I really thought you were on my side
But now there's nobody by my side

[Chorus]
I need you, I need you, I need you right now
Yeah, I need you right now
So don't let me, don't let me, don't let me down
I think I'm losing my mind now
It's in my head, darling I hope
That you'll be here, when I need you the most
So don't let me, don't let me, don't let me down
Don't let me down

[Post-Chorus: Instrumental]
Don't let me down
Don't let me down, down, down
Don't let me down, down, down
Don't let me down, down, down
Don't let me down, don’t let me down, down, down

[Bridge]
Oh, I think I’m losing my mind now, yeah, yeah
Oh, I think I’m losing my mind now, yeah, yeah

[Chorus]
I need you, I need you, I need you right now
Yeah, I need you right now
So don't let me, don't let me, don't let me down
I think I'm losing my mind now
It's in my head, darling I hope
That you'll be here, when I need you the most
So don't let me, don't let me, don't let me down
Don't let me down

[Outro]
Yeah, don't let me down
Yeah, don't let me down
Don't let me down, oh no
Said don't let me down
Don't let me down
Don't let me down
Don't let me down, down, down

Related Posts:

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN RAKOR KEMENTERIAN / LEMBAGA QUICK WINS PROG, 4 T.A. 2016

KABAGLUHKUM DIVKUM POLRI



Kombes ol. Drs. H. John Hendri, SH, MH
Di Hotel Veranda, Jakarta Selatan
Tanggal 1 - 2 Juni 2016


LAPORAN HASIL PELAKSANAAN
RAKOR KEMENTERIAN / LEMBAGA QUICK WINS PROG, 4 T.A. 2016

1.    Rujukan:
Surat Undangan Rakor K/L Quick Wins Program 4 TA. 2016
2.    Sehubungan dengan rujukan tersebut di atas, bersama ini disampaikan laporan hasil melaksanakan Rpat kordinasi tingkatkan Sinergitas antara Lembaga guna antisipasi perkembangan paham radikal ISIS / Reroris oleh Kepala Badan Intelejen Keamanan Polri sebagai peserta Aktif.

a.    Pelaksanaan:
1)    hari/tanggal    :    Rabu, 1 Juni 2016

2)    Pukul               :    09.30 – 15.30 WIB;3)    
3)    Tempat    :    Di Hotel Veranda, Jakarta Selatan

4)    Narasumber    :   
a)    Badan Penanggulangan Teroris (Brigjen Pol. Drs. H. Herwan Chaidir)
b)    (Indonesia Institute For Society Empowerment) INSEP oleh Prof. Ahmad Safei Mufid, MA
c)    Direktur Intelejen Keimigrasian oleh Salman Faris Dalimunte, SE, MM
d)    Baintelkan Polri oleh Muharam Marzuki, Ph.D tentang Ideologi Paham Radikal / ISIS/ Teroris dan upaya meminimalisir perkembangannya.

b.    Penyampaian materi:

    1).     Badan Penanggulangan Teroris (Brigjen Pol. Drs. H. Herwan Chaidir)
   
    Yang intinya adalah
  • Isis bergeliat  di Indonesia dukungan mengalir   dari berbagai pihak, deklarasi isis pertama kali terjadi di penjara Nusa Kambangan. Mereka menabuh genderang perang dengan NKRI dengan maklumat ancaman dari komandan Salim Mubarok At tamimi
  • Terjadi perpecahan kronis di tubuh kelompok teror baik di tingkat global maupun lokal, sebagian mendukung isis sebagian menentang, dulu mereka berkawan sekarang berlawan.
  • Kedepan akan menciptakan  instabilitas keamanan nasional setelah bebasnya napi teroris atau kembalinya combatan Iraq dan Syria ke bumi pertiwi Indonesia.


2).         Direktur Intelejen Keimigrasian oleh Salman Faris Dalimunte, SE, MM
 
Pengawasan Keimigrasian sesuai pasal 66
(1)    Menteri melakukan pengawasan Keimigrasian.
(2)    Pengawasan Keimigrasian meliputi:
a.    pengawasan terhadap warga negara Indonesia yang memohon dokumen perjalanan, keluar atau masuk Wilayah Indonesia, dan yang berada di luar Wilayah Indonesia; dan
b.    pengawasan terhadap lalu lintas Orang Asing yang masuk atau keluar Wilayah Indonesia serta pengawasan terhadap keberadaan dan kegiatan Orang Asing di Wilayah Indonesia.

Peran Direktorat Jenderal Imigrasi Dalam Mencegah Pejuang Teroris Asing Atau Foreign Terrorist Fighter (FTF)

Surat Edaran Direktur Jenderal Imigrasi Nomor: IMI.5-GR.04.02-2.1273 tanggal 08 Agustus 2014 tentang Kewaspadaan terhadap Anggota / Simpatisan Militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS)


Upaya ditjen. Imigrasi dalam mencegah wni tergabung dengan ISIS
  • Ditjenim menggunakan Sistem Aplikasi Penerbitan SPRI yang berbasis data biometrik (fingerprint & face recognation) , WNI yang terindikasi kuat akan bergabung sebagai ISIS, Ditjenim akan menolak permohonan Paspornya.
  • Ditjenim telah memiliki SIMKIM (Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian) yang telah terhubung keseluruh kantor imigrasi dan sejumlah Perwakilan RI di Luar Negeri sehingga dengan sistem ini imigrasi dapat mendeteksi sejumlah orang yang diduga terkait dengan kelompok teror maupun yang melakukan pelanggaran keimigrasian lainnya.
  • Terkait dengan pengawasan lalulintas WNI di tempat pemeriksaan imigrasi, saat ini Ditjen Imigrasi telah menerapkan Sistem Border Control Management (BCM) yang terintegrasi hampir di seluruh Tempat pemeriksaan Imigrasi, terkoneksi dengan Sistem Pencegahan dan Penangkalan (CEKAL) sehingga bagi WNI maupun WNA yang masuk dalam daftar Cekal Imigrasi dapat melakukan penundaan keberangkatan yang bersangkutan dan berkoordinasi dengan instansi terkait; 
  • Untuk meningkatkan koordinasi antar instansi, Direktorat Jenderal Imigrasi berharap agar BNPT, Densus 88, Polri,BIN maupun BAIS dapat mendukung Imigrasi melalui penyampaian data-data maupun informasi up-to-date terkait dengan terorisme agar tindakan pencegahan dapat berjalan maksimal.



3).     (Indonesia Institute For Society Empowerment) INSEP oleh Prof. Ahmad Safei Mufid, MA

Yang intinya adalah :
   
  • Paham kebangsaan adalah cara pandang atau pengetahuan dan kesadaran individu dan kelompok sebagai warga bangsa yang memiliki hak, kewajiban dan tanggung jawab bersama.
  • Paham kebangsaan: Pancasila sebagai filososi bangsa, UUD 1945 sebagai dasar hukum, NKRI sebagai rumah bersama  warga dan Bhineka Tunggal Ika sebagai sikap dalam relasi sosial antaranak bangsa.

Reedukasi Sebagai Bagian Deradikalisasi
  • Deradikalisasi adalah upaya strategis dan taktis untuk memotong segala variabel  stimulus lahirnya terorisme
  • Reedukasi ebagai “soft approach” baik untuk masyarakat, kelompok atau individu (Napi dan Mantan Napi T)
  • Hard power approach bukan jawaban satu-satunya untuk  menangani masalah terorisme

Kesimpulan yang diharapkan dari hasil  PELAKSANAAN RAKOR KEMENTERIAN / LEMBAGA QUICK WINS PROG, 4 T.A. 2016
  • Ekstimisme, radikalisme dan terorisme berdasarkan atas pemahaman keagamaan mesti diluruskan menggunakan pendekatan keagamaan.
  • Meskipun jumlah penganut paham radikal dan terorisme tidak seberapa besar, bahaya dan akibat yang ditimbulkan sangat dahsyat.
  • Penanganan secara integral sangat diperlukan
c.    Tanya Jawab dan Diskusi

    Divkum diwakili oleh Kombes Pol. Drs. H. John Hendri, SH, MH, Kabagluhkum Divkum Polri
   
    Memberi saran dan masukan :

  • Pada prinsifnya acara Rakor Kementerian / Lembaga Quick Wins Prog, 4 T.A. 2016 merupakan upaya strategis untuk mengembalikan yang sudah terpengaruh dengan paham-paham yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 45 
  • Upaya yang dilakukan mengedepankan tindakan preemtif dan prefentif dengan melibatkan antar Departemen / TNI secara terpadu dengan deteksi Dini kemudian mengutamakan penyuluhan serta tausiyah-tausiyah agama sesuai dengan tufoksi (ahli-ahli agama Islam)  karena isu ISIS teroris radikal mereka mengindikasikan Islam sedangkan islam ada kasih sayang (Rahmatal lil alamin) 
  • Memberdayakan Forum Kerukunan Umat beragama (FKUB) baik tingkaty provinsi maupun kabupaten Kota dengan membuat MoU (contoh terlampir) 
  • Melibatkan toga dan tomas serta todat dibawah kordinasi Kesbanglinmas 
  • Dibuat rencana kegiatan, dan kebutuhan anggaran diajukan kepada Pemda setempat (Gubernur, Bupati) jika perlu diparipurnakan di DPR atau DPRD setempat 
  • Sasaran yang akan disosialisasikan adalah daerah yang sudah menjadi hasil lidik atau deteksi dini yang merupakan ancaman timbulnya aksi radikalisme ISIS dan Teroris 
  • Dana digunakan (menggandakan buku-buku agama, untuk konsumsi bersama dengan masyarakat, mengadakan pakaian-pakaian muslim dan dapat juga digunakan sebagai santunan kepada orang/masyarakat yang sudah terpengaruh isu-isu 
  • Dibuat laporan pertanggungjawaban penggunaan keuangan oleh toga dan tomas dan todat dibawah kordinasi FKUB 
  • Pedomani Surat Edaran Kapolri No. 6 tahun 2015 tentang  Hate Speech atau Ujaran Kebencian (Karena semua peristiwa Konflik, Radikalisme, ISIS dan Akti Teroris diawali dengan ujaran kebencian)
4.      Kesimpulan

a.    Pelaksanaan Rakor Kementerian / Lembaga Quick Wins Prog, 4 T.A. 2016 berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana yang ditetapkan. 


b.    Sebagian dasar Personil Intelkam POLRI untuk membuat keberlanjutan program di Mabes Polri maupun di Polda jajaran. Untuk mencegah secara dini terhadap ancaman timbulnya Aksi  Radikalimse ISIS dan teroris

5.    Saran

        Agar melakukan pengawasan secara melekat terhadap keberlanjutan program /rencana aksi secara preemtif dan prefentif bekerjasama dengan fungsi tehnis kepolisian serta instansi terkait. 


7.    Penutup
Demikian laporan hasil pelaksanaan Rakor Kementerian / Lembaga Quick Wins Prog, 4 T.A. 2016 yang dilaksanakan oleh Baintelkam Polri sebagai gambaran kepada pimpinan untuk mengambil langkah dan kebijakan selanjutnya

8.    Demikian untuk menjadi maklum.
 

Jakarta,  Juni 2016
KABAGLUHKUM DIVKUM POLRI



Drs. JOHN HENDRI, S.H., M.H.          

KOMBES POL NRP.59020764
       


DOKUMENTASI TERLAMPIR





Related Posts: