Kombes. John Hendri & Hengky Tornado |
Setelah Nabi Muhammad SAW wafat, seketika itu pula Kota Madinah bising dengan tangisan ummat Islam, antara percaya dan tidak percaya, Rasul Yang Mulia telah meninggalkan para sahabat. Beberapa waktu kemudian, seorang Arab Badui menemui Umar dan dia meminta “Ceritakan padaku akhlak Muhammad”. Umar menangis mendengar permintaan itu. Ia tak sanggup berkata apa-apa. Ia menyuruh Arab Badui tersebut menemui Bilal. Setelah ditemui dan diajukan permintaan yang sama, Bilal pun menangis, ia tak sanggup menceritakan apapun. Bilal hanya dapat menyuruh orang tersebut menjumpai Ali Bin Abi Thalib.
Orang Arab Badui ini mulai heran, bukankah Umar merupakan seorang sahabat senior Nabi, begitu pula Bilal, bukankah ia merupakan sahabat setia Nabi, mengapa mereka tak sanggup menceritakan akhlak Nabi Muhammad SAW.
Dengan berharap-harap cemas, Arab Badui ini menemui Ali. Ali dengan linangan air mata berkata, “Ceritakan padaku keindahan dunia ini!”, Badui ini menjawab, “Bagaimana mungkin aku dapat menceritakan segala keindahan dunia ini….”. Ali menjawab “Engkau tak sanggup menceritakan keindahan dunia padahal Allah telah berfirman bahwa sungguh dunia ini kecil dan hanyalah senda gurau belaka, lalu bagaimana aku dapat melukiskan akhlak Muhammad, sedangkan Allah telah berfirman dalam QS. Al-Qalam [68] : 4.
Artinya:
“Dan sesungguhnya Kamu (Muhammad SAW) benar-benar berbudi pekerti yang agung”.
Orang Arab Badui ini lalu menemui Siti Aisyah r.a. Isteri Nabi yang sering disapa Khumairah oleh Nabi ini menjawab, Khuluquhu Al-Qur’an (Akhlaknya Muhammad itu Al-Qur’an). Seakan-akan Aisyah ingin mengatakan bahwa Nabi itu bagaikan Al-Qur’an berjalan.
Hikmah yang bisa diambil dari kisah diatas adalah:
Orang Arab Badui ini mulai heran, bukankah Umar merupakan seorang sahabat senior Nabi, begitu pula Bilal, bukankah ia merupakan sahabat setia Nabi, mengapa mereka tak sanggup menceritakan akhlak Nabi Muhammad SAW.
Dengan berharap-harap cemas, Arab Badui ini menemui Ali. Ali dengan linangan air mata berkata, “Ceritakan padaku keindahan dunia ini!”, Badui ini menjawab, “Bagaimana mungkin aku dapat menceritakan segala keindahan dunia ini….”. Ali menjawab “Engkau tak sanggup menceritakan keindahan dunia padahal Allah telah berfirman bahwa sungguh dunia ini kecil dan hanyalah senda gurau belaka, lalu bagaimana aku dapat melukiskan akhlak Muhammad, sedangkan Allah telah berfirman dalam QS. Al-Qalam [68] : 4.
Artinya:
“Dan sesungguhnya Kamu (Muhammad SAW) benar-benar berbudi pekerti yang agung”.
Orang Arab Badui ini lalu menemui Siti Aisyah r.a. Isteri Nabi yang sering disapa Khumairah oleh Nabi ini menjawab, Khuluquhu Al-Qur’an (Akhlaknya Muhammad itu Al-Qur’an). Seakan-akan Aisyah ingin mengatakan bahwa Nabi itu bagaikan Al-Qur’an berjalan.
Hikmah yang bisa diambil dari kisah diatas adalah:
- Nabi Muhammad SAW akhlaknya adalah Al’Quran.
- Kita sebagai ummat Nabi Muhammad SAW seharusnya berakhlak seperti Rosulullah SAW yaitu Al’Quran supaya kita bisa menjadi manusia yang Qur’ani.
Bagi para sahabat, masing-masing memiliki kesan tersendiri dari pergaulannya dengan Nabi. Kalau mereka diminta menjelaskan seluruh akhlak Nabi, linangan air mata-lah jawabannya, karena mereka terkenang akan junjungan mereka. Paling-paling mereka hanya mampu menceritakan satu kisah yang paling indah dan berkesan dalam interaksi mereka dengan Nabi terakhir ini.
Mari kita mengenang beberapa kisah yang paling indah dan berkesan dari akhlak baginda Rasulullah SAW. Ketika Aisyah ditanya bagaimana perilaku Nabi, Aisyah hanya menjawab “Semua perilakunya indah”. Ketika didesak lagi, Aisyah baru bercerita saat terindah baginya sebagai seorang isteri. “Ketika aku sudah berada di tempat tidur dan kami sudah masuk dalam selimut dan kulit kami sudah bersentuhan, suamiku berkata, ’Ya Aisyah, izinkan aku untuk menghadap Tuhanku terlebih dahulu’. Apalagi yang dapat lebih membahagiakan seorang isteri, karena dalam peristiwa tersebut terkumpul kasih sayang, kebersamaan, perhatian dan rasa hormat dari seorang suami, yang juga seorang utusan Allah.
Hikmah yang bisa diambil dari kisah diatas adalah:
Mari kita mengenang beberapa kisah yang paling indah dan berkesan dari akhlak baginda Rasulullah SAW. Ketika Aisyah ditanya bagaimana perilaku Nabi, Aisyah hanya menjawab “Semua perilakunya indah”. Ketika didesak lagi, Aisyah baru bercerita saat terindah baginya sebagai seorang isteri. “Ketika aku sudah berada di tempat tidur dan kami sudah masuk dalam selimut dan kulit kami sudah bersentuhan, suamiku berkata, ’Ya Aisyah, izinkan aku untuk menghadap Tuhanku terlebih dahulu’. Apalagi yang dapat lebih membahagiakan seorang isteri, karena dalam peristiwa tersebut terkumpul kasih sayang, kebersamaan, perhatian dan rasa hormat dari seorang suami, yang juga seorang utusan Allah.
Hikmah yang bisa diambil dari kisah diatas adalah:
- Kalau kita hendak melaksanakan sesuatu yang baik hendaknya kita melakukan sholat dua rokaat.
- Suami yang baik adalah suami yang mau menerima saran dari isteri bukan suami yang ingin menang sendiri.
Nabi Muhammad jugalah yang membuat khawatir hati Aisyah ketika menjelang subuh Aisyah tidak mendapati suaminya disampingnya. Aisyah keluar membuka pintu rumah, terkejut ia bukan kepalang melihat suaminya tidur di depan pintu. Aisyah berkata “Mengapa engkau tidur disini”, Nabi Muhammad menjawab “Aku pulang sudah larut malam, aku khawatir mengganggu tidurmu sehingga aku tidak mengetuk pintu, itulah sebabnya aku tidur di depan pintu”.
Hikmah yang bisa diambil dari kisah diatas adalah:
• Larangan mengganggu orang yang sedang tidur atau istirahat.
Buat sahabat yang lain, kisah yang paling indah ketika seorang sahabat terlambat datang ke Majelis Nabi. Tempat sudah penuh sesak. Ia meminta izin untuk mendapat tempat, namun sahabat yang lain tak ada yang mau memberinya tempat. Ditengah kebingungannya, Rasulullah memanggilnya. Rasul memintanya duduk di dekatnya. Tidak cukup dengan itu, Rasul pun melipat sorbannya lalu diberikan pada sahabat tersebut untuk dijadikan alas tempat duduk. Sahabat tersebut dengan berlinangan air mata, menerima sorban tersebut, namun tidak menjadikannya alas duduk akan tetapi mencium sorban Nabi.
Hikmah yang bisa diambil dari kisah diatas adalah:
Hikmah yang bisa diambil dari kisah diatas adalah:
• Larangan mengganggu orang yang sedang tidur atau istirahat.
Buat sahabat yang lain, kisah yang paling indah ketika seorang sahabat terlambat datang ke Majelis Nabi. Tempat sudah penuh sesak. Ia meminta izin untuk mendapat tempat, namun sahabat yang lain tak ada yang mau memberinya tempat. Ditengah kebingungannya, Rasulullah memanggilnya. Rasul memintanya duduk di dekatnya. Tidak cukup dengan itu, Rasul pun melipat sorbannya lalu diberikan pada sahabat tersebut untuk dijadikan alas tempat duduk. Sahabat tersebut dengan berlinangan air mata, menerima sorban tersebut, namun tidak menjadikannya alas duduk akan tetapi mencium sorban Nabi.
Hikmah yang bisa diambil dari kisah diatas adalah:
- Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang menghargai dan menyayangi bawahannya.
Senangkah kita kalau orang yang kita hormati, pemimpin yang kita junjung tiba-tiba melayani kita bahkan memberikan sorbannya untuk tempat alas duduk kita. Bukankan kalau mendapat kartu lebaran dari seorang pejabat saja kita sangat bersuka cita. Begitulah akhlak Nabi, sebagai pemimpin ia ingin menyenangkan dan melayani bawahannya.
Baginda Rasul juga menunjukan betapa mulianya akhlak beliau kepada seorang Yahudi Tua yang buta. Di kisahkan di sudut pasar Madinah Al-Munawarah seorang pengemis Yahudi Tua yang buta hari demi hari apabila ada orang yang mendekatinya ia selalu berkata : ”Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya”.
Setiap pagi Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapi makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad. Rasulullah SAW melakukannya hingga menjelang wafat. Setelah kewafatan Rasulullah tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi Tua yang buta itu (Abu Bakar bertanya kepada isteri Rasulullah yang bernama Aisyah ”Ya Aisyah, Rasulullah SAW telah wafat, apakah masih ada sunnah atau perintah Rasulullah yang belum saya selesaikan?”, Aisyah berkata ”Wahai Abu Bakar, sesungguhnya engkau begitu dekat dengan Rasulullah SAW, tiada lagi sunnah Rasulullah SAW yang belum engkau amalkan”, ”Oh ya...Rasulullah setiap pagi Beliau selalu menghampiri dan memberikan makan kepada seorang pengemis Yahudi tua dan buta yang ada di pinggir jalan Pasar Madinah Al-Munawarah”, mendengar hal itu akhirnya Abu Bakar menggantikan kegiatan Nabi dengan mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan kepadanya. Ketika Abu Bakar r.a. mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak, ”engkau bukanlah orang yang biasa mendatangiku”,. Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulutku ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut dengan mulutnya setelah itu ia berikan pada ku dengan kelembutannya. Abu Bakar r.a. tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis Yahudi Tua yang buta itu, aku memang bukan orang yang biasa datang pada mu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya (kata Abu Bakar r.a.), orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW. Setelah pengemis itu mendengar cerita Abu Bakar r.a. iapun menangis dan kemudian berkata, benarkah demikian?, selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia, pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat dihadapan Abu Bakar r.a.
Baginda Rasul juga menunjukan betapa mulianya akhlak beliau kepada seorang Yahudi Tua yang buta. Di kisahkan di sudut pasar Madinah Al-Munawarah seorang pengemis Yahudi Tua yang buta hari demi hari apabila ada orang yang mendekatinya ia selalu berkata : ”Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya”.
Setiap pagi Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapi makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad. Rasulullah SAW melakukannya hingga menjelang wafat. Setelah kewafatan Rasulullah tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi Tua yang buta itu (Abu Bakar bertanya kepada isteri Rasulullah yang bernama Aisyah ”Ya Aisyah, Rasulullah SAW telah wafat, apakah masih ada sunnah atau perintah Rasulullah yang belum saya selesaikan?”, Aisyah berkata ”Wahai Abu Bakar, sesungguhnya engkau begitu dekat dengan Rasulullah SAW, tiada lagi sunnah Rasulullah SAW yang belum engkau amalkan”, ”Oh ya...Rasulullah setiap pagi Beliau selalu menghampiri dan memberikan makan kepada seorang pengemis Yahudi tua dan buta yang ada di pinggir jalan Pasar Madinah Al-Munawarah”, mendengar hal itu akhirnya Abu Bakar menggantikan kegiatan Nabi dengan mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan kepadanya. Ketika Abu Bakar r.a. mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak, ”engkau bukanlah orang yang biasa mendatangiku”,. Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulutku ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut dengan mulutnya setelah itu ia berikan pada ku dengan kelembutannya. Abu Bakar r.a. tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis Yahudi Tua yang buta itu, aku memang bukan orang yang biasa datang pada mu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya (kata Abu Bakar r.a.), orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW. Setelah pengemis itu mendengar cerita Abu Bakar r.a. iapun menangis dan kemudian berkata, benarkah demikian?, selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia, pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat dihadapan Abu Bakar r.a.
KBP John Hendri & Tokoh Masyarakat Papua
|
Hikmah yang bisa diambil dari kisah diatas adalah:
- Rasulullah SAW itu menyayangi semua manusia sekalipun itu tidak seaqidah dengannya.
- Rasulullah SAW menganjurkan kepada ummatnya supaya menjalin hubungan sesama manusia, (Hablun Minannas) sekalipun dengan yang berbeda aqidah.
- Rasulullah SAW mampu menyayangi orang yang tidak menyayangi Nya, orang yang menyakiti Nya dan orang yang membenci Nya.
Pada suatu hari Rasulullah SAW menjelaskan Firman Allah dalam QS. Al-Maidah : 3. yang artinya:
“Pada hari ini telah Ku sempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku cukupkan kepadamu nikmat Ku dan telah Ku ridhoi Islam itu menjadi agama bagimu”.
Pada saat Rasulullah SAW menjelaskan tentang ayat tersebut, Para sahabat serentak bergembiran dan bersorak-sorai, namun diantara mereka ada salah seorang sahabat yang terdiam dan termenung karena Dia mengerti dan mengetahui makna dari ucapan Rasulullah SAW, ia adalah Ali Bin Abi Thalib r.a, kemudian para sahabat yang lain bertanya kepada Ali “ kenapa engkau tidak bergembira mendengar kabar baik ini?”, dan Ali menjawab “ engkau tidak paham apa yang akan terjadi setelah ini, dengan adanya pernyataan ini maka kita akan berpisah dengan Rasulullah SAW”, mendengar penjelasan Ali tersebut, para sahabat langsung terdiam dan haru, kemudian beberapa sahabat mendekati Rasulullah SAW dan menanyakan kepada beliau “ apakah di akhirat kelak kami akan tetap bersama Mu ya Rasulullah, selama ini kami telah berjihad bersama Mu dan kami telah menjalankan serta mengamalkan sunnah-sunnah Mu”, namun Rasulullah hanya diam dan tidak menjawab, lalu Syaidina Ali juga bertanya kepada Rasulullah SAW “ ya Rasulullah aku sering bersama Mu ya Rasulullah dan kita sering bersama-sama menghadapi cobaan dan ujian, apakah kelak di akhirat aku juga akan tetap bersama Mu ya Rasulullah”, namun Rasulullah SAW tetap diam dan tidak menjawab, kemudian datang Malaikat Jibril menghadap kepada Rasulullah SAW dan bertanya “ ya Rasulullah, kami telah melakukan perintah-perintah Allah kepada Mu Rasulullah yakni mewahyukan Firman-firman Allah kepada Mu Rasulullah, menyampaikan doa-doa Mu kepada Allah, apakah kelak di akhirat kami bisa bersama Mu ya Rasulullah”, Rasulullah SAW tetap diam dan tidak menjawab, kemudian Abu Bakar r.a. juga bertanya kepada Rasulullah dengan suara yang agak jelas dan terbatah-batah “kalau begitu ya Rasulullah siapa yang kelak akan bersama Mu diakhirat ya Rasulullah”, kemudian Rasulullah SAW mengangguk-anggukkan kepala Nya dan kemudian berucap “ ya, nanti kalian bersama Ku dan yang lebih dekat dengan Ku adalah ummat Ku yang di akhir zaman yang mana mereka tidak pernah bersama Ku, tidak pernah menatap wajah Ku dan mereka tidak pernah mendengarkan suaraku, tapi mereka yakin dan mengamalkan sunah-sunah Ku dan merekalah yang lebih dekat dengan Ku di akhirat kelak” sambil Beliau mengangkat tangan kanannya dan menggerak-gerakkan dua jarinya yaitu jari telunjuk dan jari tengah, seolah-olah tidak ada batas antara kita dengan Rasulullah di syurga kelak.
Pada kisah yang lain diriwayatkan dalam suatu kesempatan menjelang akhir hayatnya, Nabi berkata pada para sahabat, Mungkin sebentar lagi Allah akan memanggilku, aku tak ingin di Padang Mahsyar nanti ada diantara kalian yang ingin menuntut balas karena perbuatanku pada kalian. Bila ada yang keberatan dengan perbuatanku pada kalian, ucapkanlah! Sahabat yang lain terdiam, namun ada seorang sahabat yang tiba-tiba bangkit dan berkata, Dahulu ketika engkau memeriksa barisan di saat ingin pergi perang, kau meluruskan posisi aku dengan tongkatmu. Aku tak tahu apakah engkau sengaja atau tidak, tapi aku ingin menuntut qishash hari ini. Para sahabat lain terpana, tidak menyangka ada yang berani berkata seperti itu.
Kabarnya Umar langsung berdiri dan siap membereskan orang itu. Nabi melarangnya. Nabipun menyuruh Bilal mengambil tongkat kerumah Nabi. Siti Aisyah yang berada dirumah Nabi keheranan ketika Nabi meminta tongkat. Setelah Bilal menjelaskan peristiwa yang terjadi, Aisyah pun semangkin heran, mengapa ada sahabat yang berani berbuat senekad itu setelah semua yang Rasul berikan pada mereka.
Rasulullah SAW memberikan tongkat tersebut pada sahabat itu seraya menyingkapkan bajunya, sehingga terlihatlah perut Nabi. Nabi berkata, lakukanlah! Detik-detik berikut menjadi sangat menegangkan. Tetapi terjadi suatu keanehan. Sahabat tersebut malah menciumi perut Nabi dan memeluk Nabi seraya menangis, sungguh maksud tujuanku hanyalah untuk memelukmu dan merasakan kulitku bersentuhan dengan tubuhmu!. Aku ikhlas atas semua perilakumu wahai Rasulullah. Seketika itu juga terdengar, Allahu Akbar berkali-kali. Sahabat tersebut tahu, bahwa permintaan Nabi itu tidak mungkin diucapkan kalau Nabi tidak merasa bahwa ajalnya semangkin dekat. Sahabat itu tahu bahwa saat perpisahan semangkin dekat, ia ingin memeluk Nabi sebelum Allah memanggil Nabi.
Suatu pelajaran lagi buat kita. Menyakiti orang lain baik hati maupun badan merupakan perbuatan yang amat tercela. Allah tidak akan memaafkan sebelumnya yang kita sakiti memaafkan kita.
Para hadirin yang di muliakan Allah.
Baginda Rasulullah SAW selain terkenal dengan akhlaknya yang mulia dan agung juga dikenal sebagai nabi yang sangat mencintai dan menyanyangi umatnya. Dikisahkan dalam suatau riwayat menjelang detik-detik wafatnya Baginda Rasulullah SAW : tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. ”bolehkah saya masuk?” tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, ” maafkanlah, ayahku sedang demam,” kata Fatimah yang membalikan badan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya kepada Fatimah, ” siapakah itu wahai anakku?”, ” Tak tahulah ayahku, orang yang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,” tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.” ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan didunia. Dialah malaikatul (pencabut nyawa),” kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakan tangisnya. Malaikat Izrail datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut bersama menyertaimu?
Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.” Jibril, jelaskan apa hakku nanti dihadapan Allah?” Tanya Rasulullah dengan suara yang amat lemah. ”Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti kedatanganmu,” kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuat Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. ” engkau tidak senang mendengar kabar ini?” tanya Jibril lagi. ” Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?” ” jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendegar Allah berfirman kepadaku: ” kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya.” kata Jibril. Detik-detik semangkin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. ” Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.” perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingya menunduk semangkin dalam dan Jibril memalingkan muka.” jijikah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?” Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu” siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal,” Kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar rasulullah mengadu, karena sakit yang tidak tertahankan lagi. ” Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku. ” Badan rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.
Bibirnya bergetar seakan hendak membisikan sesuatu, Fatimah mendekatkan telinganya.” Uushiikum bishalati, wamaa malakat aimaanukum – peliharalah shalat dan periharalah orang-orang lemah di antaramu.” diluar, pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. ” Ummatii, Ummatii, Ummatii!” – ” umatku, umatku, umatku”, dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu.
Para hadirin yang di muliakan Allah.
Kini, mampukah kita mencintai Rasulullah SAW seperti Rasul mencintai kita. Allahumma sholli’alaa Muhammad wa’alahi wasahbihi wasallim. Allah SWT berfirman dalam surah An Nisaa’ : 69 yang artinya :
”Dan barang siapa mencintai Allah dan Rasul-Nya mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah yaitu Nabi-nabi, para Shiddiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shalih. Dan merekalah teman yang sebaik-baiknya”
SIKSA BAGI YANG MEREMEHKAN SHOLAT
Fathimah a.s bertanya kepada Rasul Allah SAW : “Wahai ayahku ! Apa siksa bagi yang meremehkan sholat, baik ia lelaki maupun perempuan ? “ Beliau SAW, Menjawab : “ Wahai Fathimah, barang siapa yang meremehkan sholatnya, lelaki maupun perempuan, maka Allah akan memberikannya petaka sebanyak 15 siksa, Enam diantaranya didunia, tiga disaat kematiannya, tiga di dalam kuburnya dan tiga pada hari Kiamat disaat ia banguan dari kuburnya”.
Yang menimpanya di dunia yaitu :
Fathimah a.s bertanya kepada Rasul Allah SAW : “Wahai ayahku ! Apa siksa bagi yang meremehkan sholat, baik ia lelaki maupun perempuan ? “ Beliau SAW, Menjawab : “ Wahai Fathimah, barang siapa yang meremehkan sholatnya, lelaki maupun perempuan, maka Allah akan memberikannya petaka sebanyak 15 siksa, Enam diantaranya didunia, tiga disaat kematiannya, tiga di dalam kuburnya dan tiga pada hari Kiamat disaat ia banguan dari kuburnya”.
Yang menimpanya di dunia yaitu :
- Allah akan mencabut berkah umurnya.
- Allah akan mencabut berkah rezekinya.
- Allah akan menghapus ciri orang yang saleh di mukanya.
- Semua amal yang dilakukannya tidak diberi pahala.
- Do’anya tidak terangkat ke langit.
- Tidak mendapat bagian didalam do’a orang-orang saleh.
- Matinya dalam keadaan lapar.
- Matinya dalam keadaan terhina.
- Matinya kehausan. Yang sekiranya ia diberi minum satu sungai, hausnya tidak akan hilang.
Sedang yang akan menimpanya didalam kuburnya:
- Allah menyerahkan kepada Malaikat yang menakutkan di dalam kuburnya.
- Kuburnya menjepitnya.
- Kuburnya gelap gulita.
Adapun yang menimpanya pada hari kiamat, jika ia keluar dari kuburnya:
- Allah menyerahkan kepada Malaikat untuk menyeretnya (bagai binatang ternak). Sedang para makhluk melihatnya.
- Dihisab secara ketat.
- Allah tidak akan menoleh padanya dan tidak akan mensucikannya dan baginya azab yang pedih.
PENTINGNYA BERSHALAWAT KEPADA NABI MUHAMMAD SAW UNTUK MENDAPATKAN SYAFA’AT DI AKHIRAT
Dari Abu Hurairah Ra telah bersabda Rasulullah SAW: aku adalah Penghulu seluruh manusia pada hari kiamat nanti, tahukah Kalian wahai Sahabatku tentang hal itu? Allah SWT akan mengumpulkan seluruh manusia mulai manusia pertama sampai manusia yang terakhir pada suatu padang yang luas (mahsar) untuk mendengarkan tuntutan allah SWT dan ketika matahari di dekatkan oleh Allah sekira sejengkal dari kepala mereka, seluruh manusia berkata: apa yang telah sampai kepada kita? apakah kalian melihat ada Nabi yang bisa memberikan syafa’at? sebahagian manusia berkata kepada yang lain, kalian kan punya Nabi Adam? lalu seluruh manusia mendatangi Nabi Adam: wahai Nabi Adam Engkau adalah manusia pertama, Allah langsung yang menciptakanmu dan yang meniupkan ruh kepadamu, wahai Nabi Adam syafa’atilah kami, wahai anak cucuku hari ini akulah Nabi yang takut menghadap Allah karena aku telah melanggar larangan Allah, ketika Allah katakan wahai Adam jangan engkau dekati buah khuldi ini! lalu telah aku makan buah khuldi itu (oh…diriku!) 3x.
Lalu pergilah mereka kepada nabi yang lain, lalu mereka pergi menemui Nabi Nuh dan berkata: wahai Nabi Nuh Engkau adalah Rasul yang pertama dan Allah telah menyebutmu sebagai hamba yang pandai bersyukur, syafa’atilah kami! Nabi Nuh berkata: hari ini Allah murka kepadaku dan aku takut menghadap Allah karena ketika aku berdakwah menyampaikan risalah tauhid yang tidak beriman justru anak dan isteriku, (oh.. diriku!) 3x.
Lalu pergilah mereka menemui Nabi Ibrahim dan berkata wahai Nabi Ibrahim Engkau Nabi Allah dan kholilullah (kekasih) Allah, tolong syafa,atilah kami! Nabi Ibrahim berkata: wahai seluruh manusia hari ini allah murka kepadaku dan aku takut menghadap Allah, karena aku telah berdusta 3x
Dari Abu Hurairah Ra telah bersabda Rasulullah SAW: aku adalah Penghulu seluruh manusia pada hari kiamat nanti, tahukah Kalian wahai Sahabatku tentang hal itu? Allah SWT akan mengumpulkan seluruh manusia mulai manusia pertama sampai manusia yang terakhir pada suatu padang yang luas (mahsar) untuk mendengarkan tuntutan allah SWT dan ketika matahari di dekatkan oleh Allah sekira sejengkal dari kepala mereka, seluruh manusia berkata: apa yang telah sampai kepada kita? apakah kalian melihat ada Nabi yang bisa memberikan syafa’at? sebahagian manusia berkata kepada yang lain, kalian kan punya Nabi Adam? lalu seluruh manusia mendatangi Nabi Adam: wahai Nabi Adam Engkau adalah manusia pertama, Allah langsung yang menciptakanmu dan yang meniupkan ruh kepadamu, wahai Nabi Adam syafa’atilah kami, wahai anak cucuku hari ini akulah Nabi yang takut menghadap Allah karena aku telah melanggar larangan Allah, ketika Allah katakan wahai Adam jangan engkau dekati buah khuldi ini! lalu telah aku makan buah khuldi itu (oh…diriku!) 3x.
Lalu pergilah mereka kepada nabi yang lain, lalu mereka pergi menemui Nabi Nuh dan berkata: wahai Nabi Nuh Engkau adalah Rasul yang pertama dan Allah telah menyebutmu sebagai hamba yang pandai bersyukur, syafa’atilah kami! Nabi Nuh berkata: hari ini Allah murka kepadaku dan aku takut menghadap Allah karena ketika aku berdakwah menyampaikan risalah tauhid yang tidak beriman justru anak dan isteriku, (oh.. diriku!) 3x.
Lalu pergilah mereka menemui Nabi Ibrahim dan berkata wahai Nabi Ibrahim Engkau Nabi Allah dan kholilullah (kekasih) Allah, tolong syafa,atilah kami! Nabi Ibrahim berkata: wahai seluruh manusia hari ini allah murka kepadaku dan aku takut menghadap Allah, karena aku telah berdusta 3x
- ketika ayahku berkata wahai ibrahim mari kita sembah berhala: aku katakan wahai ayahku aku sedang sakit, padahal aku tidak sakit.
- wahai Ibrahim: siapa yang telah menghancurkan berhala-berhala ini: aku berkata yang menghancurkan berhala-berhala itu adalah berhala yang paling besar padahal akulah yang menghancurkannya.
- ketika aku melewati seorang raja yang zholim, raja itu bertanya siapa bersamamu wahai Ibrahim, ku katakan ini adalah saudariku, padahal wanita itu adalah isteriku.. (oh..diriku!) 3x
Lalu pergilah seluruh manusia menemui Nabi Musa: wahai Nabi Musa engkau kalamullah tolong syafa’ati kami!, Nabi Musa menjawab hari ini Allah sangat murka kepada ku dan aku takut menghadap Allah, karena aku pernah memukul orang kafir sehingga meninggal padahal itu bukan perintah Allah. (oh…diriku!) 3x.
Lalu pergilah seluruh manusia menemui Nabi Isa: wahai nabi Isa syafa’atilah kami, engkau adalah ruhullah dan engkau sudah mampu berbicara sejak masih dalam buaiyan (ayunan)!, Nabi Isa menjawab hari ini aku takut menghadap Allah, karena ummatku menganggapku sebagai Tuhan mereka.. (oh. .diriku!) 3x.
Lalu yang terakhir dijumpai oleh manusia adalah Nabi Muhammad SAW: wahai Nabi Muhammad Engkau adalah penutup para Nabi dan Rasul dan Allah telah mengampuni kesalahan-kesalahanmu seluruhnya, nikmat dan hidayah Allah hanya di sempurnakan untukmu, wahai Nabi Muhammad syafa’atilah kami!
Nabi Muhammad menjawab: ketika aku isra’ miraj naik diatas arasy Allah, aku langsung sujud dihadapan allah, lalu allah menegurku sampai 3 x: wahai Muhammad angkatlah kepalamu 3x.
Lalu Allah berkata: pintalah apa yang hendak engkau pinta, syafa’atilah siapa yang hendak engkau syafa’ati! lalu aku menjawab: ya rabbi Ummati (Umatku) 3x
Wahai seluruh manusia yang minta syafa’atku, siapa saja diantara kalian yang ketika hidup di dunia dulu sujud kepada Allah kalian adalah umatku, dan yang tidak sujud kepada Allah bukan umatku, enyahlah kalian dari hadapanku.
Celakalah orang-orang yang apabila mendengar namaku dan dia tidak bershalawat kepadaku (hadist).
KHUTBAH TERAKHIR NABI MUHAMMAD SAW
Khutbah ini disampaikan pada tanggal 9 zulhijjah tahun 10 H. di lembah uranah, gunung arafah.
Wahai manusia, dengarlah baik-baik apa yang hendak ku katakan, aku tidak mengetahui apa aku dapat bertemu lagi dengan kamu semua selepas tahun ini, oleh karena itu dengarlah dengan teliti kata-kata ku ini dan sampaikanlah kepada orang-orang yang tidak dapat hadir disini pada hari ini.
Wahai manusia, sepertimana kamu menganggap bulan dan kota ini sebagai suci maka anggaplah jiwa dan harta setiap orang muslim sebagai amanah suci, kembalikanlah harta yang diamanahkan kepada kamu kepada pemiliknya yang berhak, jangan kamu sakiti siapa pun agar orang tidak menyakiti mu pula, ingatlah bahwa sesungguhnya kamu akan menemui tuhan kamu dan dia pasti membuat perhitungan diatas segala amalan kamu, allah telah mengharamkan riba, oleh itu segala urusan yang melibatkan riba dibatalkan mulai sekarang.
Berwaspadalah terhadap setan demi keselamatan agama kamu, dia telah berputus asa untuk menyesatkan kamu dalam perkara-perkara besar, maka berjaga-jagalah kamu supaya tidak mengikutinya dalam perkara-perkara kecil.
Wahai manusia sebagaimana kamu mempunyai hak atas isteri kamu, mereka yang mempunyai hak diatas kamu, maka mereka juga berhak untuk diberi makan dan pakaian dalam suasana kasih sayang, perlakukanlah wanita-wanita kamu dengan baik dan berlemah lembutlah terhadap mereka, karena mereka sesungguhnya adalah teman dan pembantu kamu yang setia dan hak kamu atas mereka, ialah mereka sama sekali tidak boleh memasukkan orang yang tidak kamu sukai kedalam rumah kamu dan dilarang melakukan zina.
Wahai manusia dengarlah bersunguh-sungguh kata-kata ku ini, sembahlah allah, dirikanlah sholat 5 kali sehari, berpuasalah dibulan ramadhan dan tunaikanlah zakat dari harta kekayaan kamu, kerjakanlah ibadah haji, sekiranya kamu mampu ketahuilah bahwa setiap muslim adalah saudara kepada muslim yang lain, kamu adalah semua sama tidak seorangpun yang lebih mulia dari yang lainnya kecuali dalam taqwa dan beramal sholeh.
Ingatlah, bahwa kamu akan menghadap allah pada suatu hari untuk mempertanggungjawabkan diatas segala apa yang telah kamu kerjakan. oleh karena itu awasilah agar jangan sekali-kali kamu keluar dari kendaraan kebenaran selepas ketiadaanku.
wahai manusia, tidak ada lagi nabi atau rasul yang akan datang selepasku dan tidak akan lahir agama baru. oleh karena itu wahai manusia pikirlah betul-betul dan pahamilah kata-kataku yang telah aku sampaikan kepada kamu. sesungguhnya aku tinggalkan kepada kamu dua perkara yang sekiranya kamu berpegang teguh dan mengikuti kedua-duanya, niscaya kamu tidak akan tersesat selama-lamanya itulah al qur’an dan sunnahku.
hendaklah orang-orang yang mendengar nasehatku menyampaikan pula kepada orang lain, semoga yang terakhir lebih memahami kata-kataku dari mereka yang terus mendengarkan dari ku. Saksikanlah ya allah, bahwasannya telah aku sampaikan risalah mu kepada hamba-hamba mu.
Cover Buku Akhlak Mulia Nabi yang sudah tercetak lebih dari 3000 buku |
0 Response to "AKHLAK MULIA NABI MUHAMMAD SAW "
Post a Comment